About this Blog

Senin, 27 Juni 2011

Pertolongan Pertama Pada Mimisan


Hidung berdarah atau mimisan (epistaksis, epistaxis) adalah suatu keadaan perdarahan di dalam rongga hidung sehingga darah keluar melalui lubang hidung. Mimisan cukup sering dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Sebagian besar mimisan merupakan kondisi medis yang ringan dan dapat berhenti dengan sendirinya. Namun mimisan tetap perlu ditangani dengan baik, karena pada kondisi tertentu dapat terjadi komplikasi. Mimisan juga bisa merupakan tanda dari suatu penyakit yang serius. Oleh karena itu penanganan mimisan yang baik dan mengenali tanda-tanda yang menjadi warning sign sangat penting.
Pada anak-anak, perdarahan hidung sering berasal dari septum hidung bagian depan (septum adalah bagian dari hidung yang memisahkan antara rongga hidung kiri dan kanan). Perdarahan tersebut berasal dari anastomosis arteri pleksus Kiesselbach yang terletak di bagian depan septum hidung. Mimisan jenis ini disebut sebagai epistaksis anterior. Mimisan juga bisa berasal dari bagian dalam dari rongga hidung (lebih ke dalam lagi dari epistaksis anterior), disebut epistaksis posterior. Epistaksis posterior lebih jarang terjadi, namun apabila terjadi epistaksis posterior, perdarahan biasanya sulit berhenti dan memerlukan penanganan dokter Spesialis THT.
Mimisan dapat disebabkan oleh banyak hal. Berikut ini berbagai penyebab mimisan :
  1. Epistaksis digitorum, disebabkan ‘mengopek hidung’, sehingga terjadi luka dan perdarahan pada mukosa rongga hidung.
  2. Sinusitis kronik
  3. Benda asing di dalam hidung, seperti : makanan, mainan, tasbih, dll.
  4. Tumor atau polip di dalam rongga hidung
  5. Iritasi, contohnya asap rokok
  6. Efek samping obat : kortikosteroid topikal, aspirin, antikoagulan, NSAID.
  7. Rinitis (pilek)
  8. Deviasi septum (septum hidung tidak lurus)
  9. Trauma pada hidung, seperti : kebentur, dipukul, kecelakaan.
  10. Kelainan pembuluh darah di dalam hidung
  11. Kelainan darah : hemofilia
  12. Hipertensi
  13. Leukemia
  14. Penyakit liver (sirosis hepatis)
  15. Gangguan fungsi trombosit (disfusngsi trombosit)
  16. Trombositopenia (jumlah trombosit rendah)
Untuk mengetahui penyebab mimisan secara pasti, perlu anamnesis dan pemeriksaan secara detail oleh dokter. Mimisan yang sering berulang bisa jadi merupakan tanda dari adanya suatu penyakit. Periksakan anak anda ke dokter apabila terjadi mimisan, untuk mengetahui penyebab mimisan dan penanganan yang tepat.
Adapun pertolongan pertama yang dapat dilakukan di rumah apabila terjadi mimisan adalah sebagai berikut :
  • Posisi duduk dan badan condong ke depan. Dengan posisi duduk, besarnya tekanan darah di dalam pembuluh darah dan hidung berkurang. Hal tersebut akan mengurangi perdarahan. Posisi duduk juga dapat mencegah darah tertelan yang dapat mengiritasi lambung dan mencegah darah masuk ke dalam paru-paru yang dapat menyebabkan aspirasi/sesak napas.
  • Tekan hidung selama 10 menit. Tekan hidung anda/anak anda dengan menggunakan ibu jari dan jari tengah dan bernapaslah lewat mulut. Penekanan hidung dilakukan selama 10-15 menit. Penekanan pada hidung dapat menghentikan perdarahan pada epistaksis anterior.
  • Untuk mencegah mimisan berulang setelah mimisan berhenti, jangan mengopek hidung dan jangan tidur terlentang selama beberapa jam. Tetap posisi duduk selama beberapa jam.
  • Jangan memasukkan kapas/tisu ke dalam rongga hidung. Penanganan mimisan memang dapat dilakukan dengan memasukkan kassa ke dalam hidung, namun tindakan tersebut harus dilakukan oleh dokter atau paramedis terlatih. Memasukkan tisu/kapas/benda lain ke dalam hidung bisa jadi menyebabkan terjadinya luka baru.
  • Jika mimisan tidak berhenti lebih dari 15 menit, segeralah ke dokter/UGD terdekat.

Sumber : ArisClinic

Kamis, 23 Juni 2011

Safetty Talk

Di dalam Sistem Manajemen K3 (SMK3) sesuai Permenaker No.05/MEN/1996, kegiatan safety patrol merupakan bagian dari implementasi elemen 4.1. INSPEKSI DAN PENGUJIAN, yang pada pokoknya bertujuan menjamin terlaksananya sistem manajemen K3 di dalam kegiatan operasional sehari-hari di seluruh bagian perusahaan tanpa kecuali.
Kegiatan operasional safety patrol di perusahaan berpedoman kepada rencana mutu K3L yang sudah dibuat oleh masing-masing unit kerja.

Beberapa contoh rekaman inspeksi K3 :
1.   Housekeeping yang sangat buruk
2.   Instalasi kabel yang amburadul, berpotensi terjadinya bahaya hubungan pendek/kebakaran
3.   Barang-barang yang diletakkan di jalur evakuasi akan mengganggu proses evakuasi jika terjadi keadaan darurat
4.   Perilaku buruk merokok di area kerja dilakukan segelintir karyawan yang tidak disiplin.